🐱 Surat Al Qashash Ayat 77 Latin Dan Artinya
Terdiridari enam ayat, berikut bacaan surat Al Kafirun lengkap dengan tulisan Arab dan latin serta artinya: قُلْ يٰٓاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَۙ - ١. Latin: Qul yaa ayyuhal kaafiruun. Artinya: "Katakanlah (Muhammad), "Wahai orang-orang kafir!" لَآ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَۙ - ٢.
Al Qasas:77] Merujuk pada keterangan pada ayat di atas, selain mencari pahala kita juga diperintahkan untuk menjaga kelestarian alam, jangan sampai membuat kerusakan di muka bumi yang kita tinggali ini. Demikianlah kutipan bacaan surat al qasas ayat 77 lengkap dalam teks arab dan latin serta artinya .
Dancarilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Surat Al-Qasas Ayat 77 (28:77) 28:76 >>
AlQuran Terjemahan Lengkap Latin, Artinya, dan Asbabun Nuzul. Menu. About; Contact; TOS; twitter; facebook; google; rss; Al Quran Terjemahan, Latin Dan Tafsir Surat Al Falaq Lengkap Terjemahan dan Latin. Surat Al Falaq - Sahabat Muslim dan Muslimah yang di Rahmati Allah SWT, bahasan kali diantaranya ialah tentang penjelasan Surah An Nas, p
AnNas. 18. Al-Kahf. QS. Al-Kahf Ayat 77. 77. Maka keduanya berjalan; hingga ketika keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka berdua meminta dijamu oleh penduduknya, tetapi mereka (penduduk negeri itu) tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dinding rumah yang hampir roboh (di negeri itu), lalu dia menegakkannya.
AllahSWT dalam surat Al-Qashash ayat 77 memrintahkan manusia untuk (Kajian Surat al Baqarah ayat 30 dan as Shad ayat 26)". Maka akan dijelaskan suatu istilah-istilah yang terangkai pada judul dalam konteks kebahasaan. Eksistensi : berasal dari bahasa Latin existere yang artinya muncul, ada, timbul,
Dalambuku Tafsir Al-Baqarah ayat 183 oleh Ahmad Sarwat, LC., M., yang dimaksud 'orang-orang beriman' pada ayat ini adalah seorang Muslim atau orang yang beragama Islam dan menyakini Allah SWT sebagai Tuhannya dan Nabi Muhammad adalah rasulnya. Kemudian 'diwajibkan atas kamu berpuasa'.
AnNasai, Baihaqi dan Barang siapa membaca surat Al Kahfi pada hari Jumat, maka dirinya telah diterangi oleh cahaya diantara dua hari Jumat" (HR. Sabtu, 21 Mei 2022
Dalammalam nuzulul qur'an tersebut turunlah ayat pertama yang disampaikan yaitu surat Al-Alaq ayat 1 sampai ayat 5. Sedangkan ayat yang terakhir di turunkan pada tanggal 9 dzulhijjah tahun 10 hijriyah yaitu surat Al-Maidah ayat 3. Jum Ayat dan Tempat Turun Surat Al-Fatihah, الفاتحة artinya: Pembukaan, Jumlah Ayat: 7 Tempat Turun
ilQt7w2. طسٓمٓArab-Latin ṭā sīm mīmArtinya 1. Thaa Siin Miimتِلْكَ ءَايَٰتُ ٱلْكِتَٰبِ ٱلْمُبِينِtilka āyātul-kitābil-mubīn2. Ini adalah ayat-ayat Kitab Al Quran yang nyata dari Allah.نَتْلُوا۟ عَلَيْكَ مِن نَّبَإِ مُوسَىٰ وَفِرْعَوْنَ بِٱلْحَقِّ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَnatlụ alaika min naba`i mụsā wa fir’auna bil-ḥaqqi liqaumiy yu`minụn3. Kami membacakan kepadamu sebagian dari kisah Musa dan Fir’aun dengan benar untuk orang-orang yang فِرْعَوْنَ عَلَا فِى ٱلْأَرْضِ وَجَعَلَ أَهْلَهَا شِيَعًا يَسْتَضْعِفُ طَآئِفَةً مِّنْهُمْ يُذَبِّحُ أَبْنَآءَهُمْ وَيَسْتَحْىِۦ نِسَآءَهُمْ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ مِنَ ٱلْمُفْسِدِينَinna fir’auna alā fil-arḍi wa ja’ala ahlahā syiya’ay yastaḍ’ifu ṭā`ifatam min-hum yużabbiḥu abnā`ahum wa yastaḥyī nisā`ahum, innahụ kāna minal-mufsidīn4. Sesungguhnya Fir’aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir’aun termasuk orang-orang yang berbuat أَن نَّمُنَّ عَلَى ٱلَّذِينَ ٱسْتُضْعِفُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمُ ٱلْوَٰرِثِينَwa nurīdu an namunna alallażīnastuḍ’ifụ fil-arḍi wa naj’alahum a immataw wa naj’alahumul-wāriṡīn5. Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi Mesir itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi bumi,وَنُمَكِّنَ لَهُمْ فِى ٱلْأَرْضِ وَنُرِىَ فِرْعَوْنَ وَهَٰمَٰنَ وَجُنُودَهُمَا مِنْهُم مَّا كَانُوا۟ يَحْذَرُونَwa numakkina lahum fil-arḍi wa nuriya fir’auna wa hāmāna wa junụdahumā min-hum mā kānụ yaḥżarụn6. dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir’aun dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka إِلَىٰٓ أُمِّ مُوسَىٰٓ أَنْ أَرْضِعِيهِ ۖ فَإِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَأَلْقِيهِ فِى ٱلْيَمِّ وَلَا تَخَافِى وَلَا تَحْزَنِىٓ ۖ إِنَّا رَآدُّوهُ إِلَيْكِ وَجَاعِلُوهُ مِنَ ٱلْمُرْسَلِينَwa auḥainā ilā ummi mụsā an arḍi’īh, fa iżā khifti alaihi fa alqīhi fil-yammi wa lā takhāfī wa lā taḥzanī, innā rāddụhu ilaiki wa jā’ilụhu minal-mursalīn7. Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; “Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai Nil. Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah pula bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang dari para ءَالُ فِرْعَوْنَ لِيَكُونَ لَهُمْ عَدُوًّا وَحَزَنًا ۗ إِنَّ فِرْعَوْنَ وَهَٰمَٰنَ وَجُنُودَهُمَا كَانُوا۟ خَٰطِـِٔينَfaltaqaṭahū ālu fir’auna liyakụna lahum aduwwaw wa ḥazanā, inna fir’auna wa hāmāna wa junụdahumā kānụ khāṭi`īn8. Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir’aun yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Fir’aun dan Haman beserta tentaranya adalah orang-orang yang ٱمْرَأَتُ فِرْعَوْنَ قُرَّتُ عَيْنٍ لِّى وَلَكَ ۖ لَا تَقْتُلُوهُ عَسَىٰٓ أَن يَنفَعَنَآ أَوْ نَتَّخِذَهُۥ وَلَدًا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَwa qālatimra`atu fir’auna qurratu ainil lī wa lak, lā taqtulụhu asā ay yanfa’anā au nattakhiżahụ waladaw wa hum lā yasy’urụn9. Dan berkatalah isteri Fir’aun “Ia adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak”, sedang mereka tiada فُؤَادُ أُمِّ مُوسَىٰ فَٰرِغًا ۖ إِن كَادَتْ لَتُبْدِى بِهِۦ لَوْلَآ أَن رَّبَطْنَا عَلَىٰ قَلْبِهَا لِتَكُونَ مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَwa aṣbaḥa fu`ādu ummi mụsā fārigā, ing kādat latubdī bihī lau lā ar rabaṭnā alā qalbihā litakụna minal-mu`minīn10. Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa. Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, supaya ia termasuk orang-orang yang percaya kepada janji Allah.وَقَالَتْ لِأُخْتِهِۦ قُصِّيهِ ۖ فَبَصُرَتْ بِهِۦ عَن جُنُبٍ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَArab-Latin wa qālat li`ukhtihī quṣṣīh, fa baṣurat bihī an junubiw wa hum lā yasy’urụnArtinya 11. Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan “Ikutilah dia” Maka kelihatanlah olehnya Musa dari jauh, sedang mereka tidak mengetahuinya,۞ وَحَرَّمْنَا عَلَيْهِ ٱلْمَرَاضِعَ مِن قَبْلُ فَقَالَتْ هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَىٰٓ أَهْلِ بَيْتٍ يَكْفُلُونَهُۥ لَكُمْ وَهُمْ لَهُۥ نَٰصِحُونَwa ḥarramnā alaihil-marāḍi’a ming qablu fa qālat hal adullukum alā ahli baitiy yakfulụnahụ lakum wa hum lahụ nāṣiḥụn12. dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusuinya sebelum itu; maka berkatalah saudara Musa “Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?”.فَرَدَدْنَٰهُ إِلَىٰٓ أُمِّهِۦ كَىْ تَقَرَّ عَيْنُهَا وَلَا تَحْزَنَ وَلِتَعْلَمَ أَنَّ وَعْدَ ٱللَّهِ حَقٌّ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَfa radadnāhu ilā ummihī kai taqarra ainuhā wa lā taḥzana wa lita’lama anna wa’dallāhi ḥaqquw wa lākinna akṡarahum lā ya’lamụn13. Maka kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak بَلَغَ أَشُدَّهُۥ وَٱسْتَوَىٰٓ ءَاتَيْنَٰهُ حُكْمًا وَعِلْمًا ۚ وَكَذَٰلِكَ نَجْزِى ٱلْمُحْسِنِينَwa lammā balaga asyuddahụ wastawā ātaināhu ḥukmaw wa ilmā, wa każālika najzil-muḥsinīn14. Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan kepadanya hikmah kenabian dan pengetahuan. Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat ٱلْمَدِينَةَ عَلَىٰ حِينِ غَفْلَةٍ مِّنْ أَهْلِهَا فَوَجَدَ فِيهَا رَجُلَيْنِ يَقْتَتِلَانِ هَٰذَا مِن شِيعَتِهِۦ وَهَٰذَا مِنْ عَدُوِّهِۦ ۖ فَٱسْتَغَٰثَهُ ٱلَّذِى مِن شِيعَتِهِۦ عَلَى ٱلَّذِى مِنْ عَدُوِّهِۦ فَوَكَزَهُۥ مُوسَىٰ فَقَضَىٰ عَلَيْهِ ۖ قَالَ هَٰذَا مِنْ عَمَلِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۖ إِنَّهُۥ عَدُوٌّ مُّضِلٌّ مُّبِينٌwa dakhalal-madīnata alā ḥīni gaflatim min ahlihā fa wajada fīhā rajulaini yaqtatilāni hāżā min syī’atihī wa hāżā min aduwwih, fastagāṡahullażī min syī’atihī alallażī min aduwwihī fa wakazahụ mụsā fa qaḍā alaihi qāla hāżā min amalisy-syaiṭān, innahụ aduwwum muḍillum mubīn15. Dan Musa masuk ke kota Memphis ketika penduduknya sedang lengah, maka didapatinya di dalam kota itu dua orang laki-laki yang berkelahi; yang seorang dari golongannya Bani Israil dan seorang lagi dari musuhnya kaum Fir’aun. Maka orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya, untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya itu. Musa berkata “Ini adalah perbuatan syaitan sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang menyesatkan lagi nyata permusuhannya.قَالَ رَبِّ إِنِّى ظَلَمْتُ نَفْسِى فَٱغْفِرْ لِى فَغَفَرَ لَهُۥٓ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُqāla rabbi innī ẓalamtu nafsī fagfir lī fa gafara lah, innahụ huwal-gafụrur-raḥīm16. Musa mendoa “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku”. Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha رَبِّ بِمَآ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ فَلَنْ أَكُونَ ظَهِيرًا لِّلْمُجْرِمِينَqāla rabbi bimā an’amta alayya fa lan akụna ẓahīral lil-mujrimīn17. Musa berkata “Ya Tuhanku, demi nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, aku sekali-kali tiada akan menjadi penolong bagi orang-orang yang berdosa”.فَأَصْبَحَ فِى ٱلْمَدِينَةِ خَآئِفًا يَتَرَقَّبُ فَإِذَا ٱلَّذِى ٱسْتَنصَرَهُۥ بِٱلْأَمْسِ يَسْتَصْرِخُهُۥ ۚ قَالَ لَهُۥ مُوسَىٰٓ إِنَّكَ لَغَوِىٌّ مُّبِينٌfa aṣbaḥa fil-madīnati khā`ifay yataraqqabu fa iżallażistanṣarahụ bil-amsi yastaṣrikhuh, qāla lahụ mụsā innaka lagawiyyum mubīn18. Karena itu, jadilah Musa di kota itu merasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir akibat perbuatannya, maka tiba-tiba orang yang meminta pertolongan kemarin berteriak meminta pertolongan kepadanya. Musa berkata kepadanya “Sesungguhnya kamu benar-benar orang sesat yang nyata kesesatannya”.فَلَمَّآ أَنْ أَرَادَ أَن يَبْطِشَ بِٱلَّذِى هُوَ عَدُوٌّ لَّهُمَا قَالَ يَٰمُوسَىٰٓ أَتُرِيدُ أَن تَقْتُلَنِى كَمَا قَتَلْتَ نَفْسًۢا بِٱلْأَمْسِ ۖ إِن تُرِيدُ إِلَّآ أَن تَكُونَ جَبَّارًا فِى ٱلْأَرْضِ وَمَا تُرِيدُ أَن تَكُونَ مِنَ ٱلْمُصْلِحِينَfa lammā an arāda ay yabṭisya billażī huwa aduwwul lahumā qāla yā mụsā a turīdu an taqtulanī kamā qatalta nafsam bil-amsi in turīdu illā an takụna jabbāran fil-arḍi wa mā turīdu an takụna minal-muṣliḥīn19. Maka tatkala Musa hendak memegang dengan keras orang yang menjadi musuh keduanya, musuhnya berkata “Hai Musa, apakah kamu bermaksud hendak membunuhku, sebagaimana kamu kemarin telah membunuh seorang manusia? Kamu tidak bermaksud melainkan hendak menjadi orang yang berbuat sewenang-wenang di negeri ini, dan tiadalah kamu hendak menjadi salah seorang dari orang-orang yang mengadakan perdamaian”.وَجَآءَ رَجُلٌ مِّنْ أَقْصَا ٱلْمَدِينَةِ يَسْعَىٰ قَالَ يَٰمُوسَىٰٓ إِنَّ ٱلْمَلَأَ يَأْتَمِرُونَ بِكَ لِيَقْتُلُوكَ فَٱخْرُجْ إِنِّى لَكَ مِنَ ٱلنَّٰصِحِينَwa jā`a rajulum min aqṣal-madīnati yas’ā qāla yā mụsā innal-mala`a ya`tamirụna bika liyaqtulụka fakhruj innī laka minan-nāṣiḥīn20. Dan datanglah seorang laki-laki dari ujung kota bergegas-gegas seraya berkata “Hai Musa, sesungguhnya pembesar negeri sedang berunding tentang kamu untuk membunuhmu, sebab itu keluarlah dari kota ini sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memberi nasehat kepadamu”.فَخَرَجَ مِنْهَا خَآئِفًا يَتَرَقَّبُ ۖ قَالَ رَبِّ نَجِّنِى مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَArab-Latin fa kharaja min-hā khā`ifay yataraqqabu qāla rabbi najjinī minal-qaumiẓ-ẓālimīnArtinya 21. Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir, dia berdoa “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu”.وَلَمَّا تَوَجَّهَ تِلْقَآءَ مَدْيَنَ قَالَ عَسَىٰ رَبِّىٓ أَن يَهْدِيَنِى سَوَآءَ ٱلسَّبِيلِwa lammā tawajjaha tilqā`a madyana qāla asā rabbī ay yahdiyanī sawā`as-sabīl22. Dan tatkala ia menghadap kejurusan negeri Mad-yan ia berdoa lagi “Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang benar”.وَلَمَّا وَرَدَ مَآءَ مَدْيَنَ وَجَدَ عَلَيْهِ أُمَّةً مِّنَ ٱلنَّاسِ يَسْقُونَ وَوَجَدَ مِن دُونِهِمُ ٱمْرَأَتَيْنِ تَذُودَانِ ۖ قَالَ مَا خَطْبُكُمَا ۖ قَالَتَا لَا نَسْقِى حَتَّىٰ يُصْدِرَ ٱلرِّعَآءُ ۖ وَأَبُونَا شَيْخٌ كَبِيرٌwa lammā warada mā`a madyana wajada alaihi ummatam minan-nāsi yasqụna wa wajada min dụnihimumra`ataini tażụdān, qāla mā khaṭbukumā, qālatā lā nasqī ḥattā yuṣdirar-ri’ā`u wa abụnā syaikhung kabīr23. Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan ternaknya, dan ia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat ternaknya. Musa berkata “Apakah maksudmu dengan berbuat begitu?” Kedua wanita itu menjawab “Kami tidak dapat meminumkan ternak kami, sebelum penggembala-penggembala itu memulangkan ternaknya, sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya”.فَسَقَىٰ لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّىٰٓ إِلَى ٱلظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ إِنِّى لِمَآ أَنزَلْتَ إِلَىَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌfa saqā lahumā ṡumma tawallā ilaẓ-ẓilli fa qāla rabbi innī limā anzalta ilayya min khairin faqīr24. Maka Musa memberi minum ternak itu untuk menolong keduanya, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa “Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku”.فَجَآءَتْهُ إِحْدَىٰهُمَا تَمْشِى عَلَى ٱسْتِحْيَآءٍ قَالَتْ إِنَّ أَبِى يَدْعُوكَ لِيَجْزِيَكَ أَجْرَ مَا سَقَيْتَ لَنَا ۚ فَلَمَّا جَآءَهُۥ وَقَصَّ عَلَيْهِ ٱلْقَصَصَ قَالَ لَا تَخَفْ ۖ نَجَوْتَ مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَfa jā`at-hu iḥdāhumā tamsyī alastiḥyā`ing qālat inna abī yad’ụka liyajziyaka ajra mā saqaita lanā, fa lammā jā`ahụ wa qaṣṣa alaihil-qaṣaṣa qāla lā takhaf, najauta minal-qaumiẓ-ẓālimīn25. Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata “Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap kebaikanmu memberi minum ternak kami”. Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya Syu’aib dan menceritakan kepadanya cerita mengenai dirinya, Syu’aib berkata “Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu”.قَالَتْ إِحْدَىٰهُمَا يَٰٓأَبَتِ ٱسْتَـْٔجِرْهُ ۖ إِنَّ خَيْرَ مَنِ ٱسْتَـْٔجَرْتَ ٱلْقَوِىُّ ٱلْأَمِينُqālat iḥdāhumā yā abatista`jir-hu inna khaira manista`jartal-qawiyyul-amīn26. Salah seorang dari kedua wanita itu berkata “Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja pada kita, karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja pada kita ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”.قَالَ إِنِّىٓ أُرِيدُ أَنْ أُنكِحَكَ إِحْدَى ٱبْنَتَىَّ هَٰتَيْنِ عَلَىٰٓ أَن تَأْجُرَنِى ثَمَٰنِىَ حِجَجٍ ۖ فَإِنْ أَتْمَمْتَ عَشْرًا فَمِنْ عِندِكَ ۖ وَمَآ أُرِيدُ أَنْ أَشُقَّ عَلَيْكَ ۚ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَqāla innī urīdu an ungkiḥaka iḥdabnatayya hātaini alā an ta`juranī ṡamāniya ḥijaj, fa in atmamta asyran fa min indik, wa mā urīdu an asyuqqa alaīk, satajidunī in syā`allāhu minaṣ-ṣāliḥīn27. Berkatalah dia Syu’aib “Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah suatu kebaikan dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu Insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik”.قَالَ ذَٰلِكَ بَيْنِى وَبَيْنَكَ ۖ أَيَّمَا ٱلْأَجَلَيْنِ قَضَيْتُ فَلَا عُدْوَٰنَ عَلَىَّ ۖ وَٱللَّهُ عَلَىٰ مَا نَقُولُ وَكِيلٌqāla żālika bainī wa bainak, ayyamal-ajalaini qaḍaitu fa lā udwāna alayy, wallāhu alā mā naqụlu wakīl28. Dia Musa berkata “Itulah perjanjian antara aku dan kamu. Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku lagi. Dan Allah adalah saksi atas apa yang kita ucapkan”.۞ فَلَمَّا قَضَىٰ مُوسَى ٱلْأَجَلَ وَسَارَ بِأَهْلِهِۦٓ ءَانَسَ مِن جَانِبِ ٱلطُّورِ نَارًا قَالَ لِأَهْلِهِ ٱمْكُثُوٓا۟ إِنِّىٓ ءَانَسْتُ نَارًا لَّعَلِّىٓ ءَاتِيكُم مِّنْهَا بِخَبَرٍ أَوْ جَذْوَةٍ مِّنَ ٱلنَّارِ لَعَلَّكُمْ تَصْطَلُونَfa lammā qaḍā mụsal-ajala wa sāra bi`ahlihī ānasa min jānibiṭ-ṭụri nārā, qāla li`ahlihimkuṡū innī ānastu nāral-la’allī ātīkum min-hā bikhabarin au jażwatim minan-nāri la’allakum taṣṭalụn29. Maka tatkala Musa telah menyelesaikan waktu yang ditentukan dan dia berangkat dengan keluarganya, dilihatnyalah api di lereng gunung ia berkata kepada keluarganya “Tunggulah di sini, sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa suatu berita kepadamu dari tempat api itu atau membawa sesuluh api, agar kamu dapat menghangatkan badan”.فَلَمَّآ أَتَىٰهَا نُودِىَ مِن شَٰطِئِ ٱلْوَادِ ٱلْأَيْمَنِ فِى ٱلْبُقْعَةِ ٱلْمُبَٰرَكَةِ مِنَ ٱلشَّجَرَةِ أَن يَٰمُوسَىٰٓ إِنِّىٓ أَنَا ٱللَّهُ رَبُّ ٱلْعَٰلَمِينَfa lammā atāhā nụdiya min syāṭi`il-wādil-aimani fil-buq’atil-mubārakati minasy-syajarati ay yā mụsā innī anallāhu rabbul-ālamīn30. Maka tatkala Musa sampai ke tempat api itu, diserulah dia dari arah pinggir lembah yang sebelah kanannya pada tempat yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu, yaitu “Ya Musa, sesungguhnya aku adalah Allah, Tuhan semesta أَلْقِ عَصَاكَ ۖ فَلَمَّا رَءَاهَا تَهْتَزُّ كَأَنَّهَا جَآنٌّ وَلَّىٰ مُدْبِرًا وَلَمْ يُعَقِّبْ ۚ يَٰمُوسَىٰٓ أَقْبِلْ وَلَا تَخَفْ ۖ إِنَّكَ مِنَ ٱلْءَامِنِينَArab-Latin wa an alqi aṣāk, fa lammā ra`āhā tahtazzu ka`annahā jānnuw wallā mudbiraw wa lam yu’aqqib, yā mụsā aqbil wa lā takhaf, innaka minal-āminīnArtinya 31. dan lemparkanlah tongkatmu. Maka tatkala tongkat itu menjadi ular dan Musa melihatnya bergerak-gerak seolah-olah dia seekor ular yang gesit, larilah ia berbalik ke belakang tanpa menoleh. Kemudian Musa diseru “Hai Musa datanglah kepada-Ku dan janganlah kamu takut. Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang يَدَكَ فِى جَيْبِكَ تَخْرُجْ بَيْضَآءَ مِنْ غَيْرِ سُوٓءٍ وَٱضْمُمْ إِلَيْكَ جَنَاحَكَ مِنَ ٱلرَّهْبِ ۖ فَذَٰنِكَ بُرْهَٰنَانِ مِن رَّبِّكَ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ وَمَلَإِي۟هِۦٓ ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا۟ قَوْمًا فَٰسِقِينَusluk yadaka fī jaibika takhruj baiḍā`a min gairi sū`iw waḍmum ilaika janāḥaka minar-rahbi fażānika bur-hānāni mir rabbika ilā fir’auna wa mala`ih, innahum kānụ qauman fāsiqīn32. Masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, niscaya ia keluar putih tidak bercacat bukan karena penyakit, dan dekapkanlah kedua tanganmu ke dadamu bila ketakutan, maka yang demikian itu adalah dua mukjizat dari Tuhanmu yang akan kamu hadapkan kepada Fir’aun dan pembesar-pembesarnya. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang fasik”.قَالَ رَبِّ إِنِّى قَتَلْتُ مِنْهُمْ نَفْسًا فَأَخَافُ أَن يَقْتُلُونِqāla rabbi innī qataltu min-hum nafsan fa akhāfu ay yaqtulụn33. Musa berkata “Ya Tuhanku sesungguhnya aku, telah membunuh seorang manusia dari golongan mereka, maka aku takut mereka akan هَٰرُونُ هُوَ أَفْصَحُ مِنِّى لِسَانًا فَأَرْسِلْهُ مَعِىَ رِدْءًا يُصَدِّقُنِىٓ ۖ إِنِّىٓ أَخَافُ أَن يُكَذِّبُونِwa akhī hārụnu huwa afṣaḥu minnī lisānan fa arsil-hu ma’iya rid`ay yuṣaddiqunī innī akhāfu ay yukażżibụn34. Dan saudaraku Harun dia lebih fasih lidahnya daripadaku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan perkataanku; sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakanku”.قَالَ سَنَشُدُّ عَضُدَكَ بِأَخِيكَ وَنَجْعَلُ لَكُمَا سُلْطَٰنًا فَلَا يَصِلُونَ إِلَيْكُمَا ۚ بِـَٔايَٰتِنَآ أَنتُمَا وَمَنِ ٱتَّبَعَكُمَا ٱلْغَٰلِبُونَqāla sanasyuddu aḍudaka bi`akhīka wa naj’alu lakumā sulṭānan fa lā yaṣilụna ilaikumā bi`āyātinā, antumā wa manittaba’akumal-gālibụn35. Allah berfirman “Kami akan membantumu dengan saudaramu, dan Kami berikan kepadamu berdua kekuasaan yang besar, maka mereka tidak dapat mencapaimu; berangkatlah kamu berdua dengan membawa mukjizat Kami, kamu berdua dan orang yang mengikuti kamulah yang akan جَآءَهُم مُّوسَىٰ بِـَٔايَٰتِنَا بَيِّنَٰتٍ قَالُوا۟ مَا هَٰذَآ إِلَّا سِحْرٌ مُّفْتَرًى وَمَا سَمِعْنَا بِهَٰذَا فِىٓ ءَابَآئِنَا ٱلْأَوَّلِينَfa lammā jā`ahum mụsā bi`āyātinā bayyināting qālụ mā hāżā illā siḥrum muftaraw wa mā sami’nā bihāżā fī ābā`inal-awwalīn36. Maka tatkala Musa datang kepada mereka dengan membawa mukjizat-mukjizat Kami yang nyata, mereka berkata “Ini tidak lain hanyalah sihir yang dibuat-buat dan kami belum pernah mendengar seruan yang seperti ini pada nenek moyang kami dahulu”.وَقَالَ مُوسَىٰ رَبِّىٓ أَعْلَمُ بِمَن جَآءَ بِٱلْهُدَىٰ مِنْ عِندِهِۦ وَمَن تَكُونُ لَهُۥ عَٰقِبَةُ ٱلدَّارِ ۖ إِنَّهُۥ لَا يُفْلِحُ ٱلظَّٰلِمُونَwa qāla mụsā rabbī a’lamu biman jā`a bil-hudā min indihī wa man takụnu lahụ āqibatud-dār, innahụ lā yufliḥuẓ-ẓālimụn37. Musa menjawab “Tuhanku lebih mengetahui orang yang patut membawa petunjuk dari sisi-Nya dan siapa yang akan mendapat kesudahan yang baik di negeri akhirat. Sesungguhnya tidaklah akan mendapat kemenangan orang-orang yang zalim”.وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَٰٓأَيُّهَا ٱلْمَلَأُ مَا عَلِمْتُ لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرِى فَأَوْقِدْ لِى يَٰهَٰمَٰنُ عَلَى ٱلطِّينِ فَٱجْعَل لِّى صَرْحًا لَّعَلِّىٓ أَطَّلِعُ إِلَىٰٓ إِلَٰهِ مُوسَىٰ وَإِنِّى لَأَظُنُّهُۥ مِنَ ٱلْكَٰذِبِينَwa qāla fir’aunu yā ayyuhal-mala`u mā alimtu lakum min ilāhin gairī, fa auqid lī yā hāmānu alaṭ-ṭīni faj’al lī ṣarḥal la’allī aṭṭali’u ilā ilāhi mụsā wa innī la`aẓunnuhụ minal-kāżibīn38. Dan berkata Fir’aun “Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta”.وَٱسْتَكْبَرَ هُوَ وَجُنُودُهُۥ فِى ٱلْأَرْضِ بِغَيْرِ ٱلْحَقِّ وَظَنُّوٓا۟ أَنَّهُمْ إِلَيْنَا لَا يُرْجَعُونَwastakbara huwa wa junụduhụ fil-arḍi bigairil-ḥaqqi wa ẓannū annahum ilainā lā yurja’ụn39. dan berlaku angkuhlah Fir’aun dan bala tentaranya di bumi Mesir tanpa alasan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada وَجُنُودَهُۥ فَنَبَذْنَٰهُمْ فِى ٱلْيَمِّ ۖ فَٱنظُرْ كَيْفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلظَّٰلِمِينَfa akhażnāhu wa junụdahụ fa nabażnāhum fil-yamm, fanẓur kaifa kāna āqibatuẓ-ẓālimīn40. Maka Kami hukumlah Fir’aun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى ٱلنَّارِ ۖ وَيَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ لَا يُنصَرُونَArab-Latin wa ja’alnāhum a immatay yad’ụna ilan-nār, wa yaumal-qiyāmati lā yunṣarụnArtinya 41. Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru manusia ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan فِى هَٰذِهِ ٱلدُّنْيَا لَعْنَةً ۖ وَيَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ هُم مِّنَ ٱلْمَقْبُوحِينَwa atba’nāhum fī hāżihid-dun-yā la’nah, wa yaumal-qiyāmati hum minal-maqbụḥīn42. Dan Kami ikutkanlah laknat kepada mereka di dunia ini; dan pada hari kiamat mereka termasuk orang-orang yang dijauhkan dari rahmat Allah.وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا مُوسَى ٱلْكِتَٰبَ مِنۢ بَعْدِ مَآ أَهْلَكْنَا ٱلْقُرُونَ ٱلْأُولَىٰ بَصَآئِرَ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَرَحْمَةً لَّعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَwa laqad ātainā mụsal-kitāba mim ba’di mā ahlaknal-qurụnal-ụlā baṣā`ira lin-nāsi wa hudaw wa raḥmatal la’allahum yatażakkarụn43. Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa Al-Kitab Taurat sesudah Kami binasakan generasi-generasi yang terdahulu, untuk menjadi pelita bagi manusia dan petunjuk dan rahmat, agar mereka كُنتَ بِجَانِبِ ٱلْغَرْبِىِّ إِذْ قَضَيْنَآ إِلَىٰ مُوسَى ٱلْأَمْرَ وَمَا كُنتَ مِنَ ٱلشَّٰهِدِينَwa mā kunta bijānibil-garbiyyi iż qaḍainā ilā mụsal-amra wa mā kunta minasy-syāhidīn44. Dan tidaklah kamu Muhammad berada di sisi yang sebelah barat ketika Kami menyampaikan perintah kepada Musa, dan tiada pula kamu termasuk orang-orang yang أَنشَأْنَا قُرُونًا فَتَطَاوَلَ عَلَيْهِمُ ٱلْعُمُرُ ۚ وَمَا كُنتَ ثَاوِيًا فِىٓ أَهْلِ مَدْيَنَ تَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتِنَا وَلَٰكِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَwa lākinnā ansya`nā qurụnan fa taṭāwala alaihimul-umur, wa mā kunta ṡāwiyan fī ahli madyana tatlụ alaihim āyātinā wa lākinnā kunnā mursilīn45. Tetapi Kami telah mengadakan beberapa generasi, dan berlalulah atas mereka masa yang panjang, dan tiadalah kamu tinggal bersama-sama penduduk Mad-yan dengan membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka, tetapi Kami telah mengutus كُنتَ بِجَانِبِ ٱلطُّورِ إِذْ نَادَيْنَا وَلَٰكِن رَّحْمَةً مِّن رَّبِّكَ لِتُنذِرَ قَوْمًا مَّآ أَتَىٰهُم مِّن نَّذِيرٍ مِّن قَبْلِكَ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَwa mā kunta bijānibiṭ-ṭụri iż nādainā wa lākir raḥmatam mir rabbika litunżira qaumam mā atāhum min nażīrim ming qablika la’allahum yatażakkarụn46. Dan tiadalah kamu berada di dekat gunung Thur ketika Kami menyeru Musa, tetapi Kami beritahukan itu kepadamu sebagai rahmat dari Tuhanmu, supaya kamu memberi peringatan kepada kaum Quraisy yang sekali-kali belum datang kepada mereka pemberi peringatan sebelum kamu agar mereka أَن تُصِيبَهُم مُّصِيبَةٌۢ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ فَيَقُولُوا۟ رَبَّنَا لَوْلَآ أَرْسَلْتَ إِلَيْنَا رَسُولًا فَنَتَّبِعَ ءَايَٰتِكَ وَنَكُونَ مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَwalau lā an tuṣībahum muṣībatum bimā qaddamat aidīhim fa yaqụlụ rabbanā lau lā arsalta ilainā rasụlan fa nattabi’a āyātika wa nakụna minal-mu`minīn47. Dan agar mereka tidak mengatakan ketika azab menimpa mereka disebabkan apa yang mereka kerjakan “Ya Tuhan kami, mengapa Engkau tidak mengutus seorang rasul kepada kami, lalu kami mengikuti ayat-ayat Engkau dan jadilah kami termasuk orang-orang mukmin”.فَلَمَّا جَآءَهُمُ ٱلْحَقُّ مِنْ عِندِنَا قَالُوا۟ لَوْلَآ أُوتِىَ مِثْلَ مَآ أُوتِىَ مُوسَىٰٓ ۚ أَوَلَمْ يَكْفُرُوا۟ بِمَآ أُوتِىَ مُوسَىٰ مِن قَبْلُ ۖ قَالُوا۟ سِحْرَانِ تَظَٰهَرَا وَقَالُوٓا۟ إِنَّا بِكُلٍّ كَٰفِرُونَfa lammā jā`ahumul-ḥaqqu min indinā qālụ lau lā ụtiya miṡla mā ụtiya mụsā, a wa lam yakfurụ bimā ụtiya mụsā ming qabl, qālụ siḥrāni taẓāharā, wa qālū innā bikulling kāfirụn48. Maka tatkala datang kepada mereka kebenaran dari sisi Kami, mereka berkata “Mengapakah tidak diberikan kepadanya Muhammad seperti yang telah diberikan kepada Musa dahulu?”. Dan bukankah mereka itu telah ingkar juga kepada apa yang telah diberikan kepada Musa dahulu?; mereka dahulu telah berkata “Musa dan Harun adalah dua ahli sihir yang bantu membantu”. Dan mereka juga berkata “Sesungguhnya kami tidak mempercayai masing-masing mereka itu”.قُلْ فَأْتُوا۟ بِكِتَٰبٍ مِّنْ عِندِ ٱللَّهِ هُوَ أَهْدَىٰ مِنْهُمَآ أَتَّبِعْهُ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَqul fa`tụ bikitābim min indillāhi huwa ahdā min-humā attabi’hu ing kuntum ṣādiqīn49. Katakanlah “Datangkanlah olehmu sebuah kitab dari sisi Allah yang kitab itu lebih dapat memberi petunjuk daripada keduanya Taurat dan Al Quran niscaya aku mengikutinya, jika kamu sungguh orang-orang yang benar”.فَإِن لَّمْ يَسْتَجِيبُوا۟ لَكَ فَٱعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَآءَهُمْ ۚ وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ ٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ بِغَيْرِ هُدًى مِّنَ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّٰلِمِينَfa il lam yastajībụ laka fa’lam annamā yattabi’ụna ahwā`ahum, wa man aḍallu mim manittaba’a hawāhu bigairi hudam minallāh, innallāha lā yahdil-qaumaẓ-ẓālimīn50. Maka jika mereka tidak menjawab tantanganmu ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka belaka. Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang وَلَقَدْ وَصَّلْنَا لَهُمُ ٱلْقَوْلَ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَArab-Latin wa laqad waṣṣalnā lahumul-qaula la’allahum yatażakkarụnArtinya 51. Dan sesungguhnya telah Kami turunkan berturut-turut perkataan ini Al Quran kepada mereka agar mereka mendapat ءَاتَيْنَٰهُمُ ٱلْكِتَٰبَ مِن قَبْلِهِۦ هُم بِهِۦ يُؤْمِنُونَallażīna ātaināhumul-kitāba ming qablihī hum bihī yu`minụn52. Orang-orang yang telah Kami datangkan kepada mereka Al Kitab sebelum Al Quran, mereka beriman pula dengan Al Quran يُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ قَالُوٓا۟ ءَامَنَّا بِهِۦٓ إِنَّهُ ٱلْحَقُّ مِن رَّبِّنَآ إِنَّا كُنَّا مِن قَبْلِهِۦ مُسْلِمِينَwa iżā yutlā alaihim qālū āmannā bihī innahul-ḥaqqu mir rabbinā innā kunnā ming qablihī muslimīn53. Dan apabila dibacakan Al Quran itu kepada mereka, mereka berkata “Kami beriman kepadanya; sesungguhnya; Al Quran itu adalah suatu kebenaran dari Tuhan kami, sesungguhnya kami sebelumnya adalah orang-orang yang membenarkannya.أُو۟لَٰٓئِكَ يُؤْتَوْنَ أَجْرَهُم مَّرَّتَيْنِ بِمَا صَبَرُوا۟ وَيَدْرَءُونَ بِٱلْحَسَنَةِ ٱلسَّيِّئَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَulā`ika yu`tauna ajrahum marrataini bimā ṣabarụ wa yadra`ụna bil-ḥasanatis-sayyi`ata wa mimmā razaqnāhum yunfiqụn54. Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka, dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan, dan sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada mereka, mereka سَمِعُوا۟ ٱللَّغْوَ أَعْرَضُوا۟ عَنْهُ وَقَالُوا۟ لَنَآ أَعْمَٰلُنَا وَلَكُمْ أَعْمَٰلُكُمْ سَلَٰمٌ عَلَيْكُمْ لَا نَبْتَغِى ٱلْجَٰهِلِينَwa iżā sami’ul-lagwa a’raḍụ an-hu wa qālụ lanā a’mālunā wa lakum a’mālukum salāmun alaikum lā nabtagil-jāhilīn55. Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata “Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil”.إِنَّكَ لَا تَهْدِى مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَهْدِى مَن يَشَآءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَinnaka lā tahdī man aḥbabta wa lākinnallāha yahdī may yasyā`, wa huwa a’lamu bil-muhtadīn56. Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima إِن نَّتَّبِعِ ٱلْهُدَىٰ مَعَكَ نُتَخَطَّفْ مِنْ أَرْضِنَآ ۚ أَوَلَمْ نُمَكِّن لَّهُمْ حَرَمًا ءَامِنًا يُجْبَىٰٓ إِلَيْهِ ثَمَرَٰتُ كُلِّ شَىْءٍ رِّزْقًا مِّن لَّدُنَّا وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَwa qālū in nattabi’il-hudā ma’aka nutakhaṭṭaf min arḍinā, a wa lam numakkil lahum ḥaraman āminay yujbā ilaihi ṡamarātu kulli syai`ir rizqam mil ladunnā wa lākinna akṡarahum lā ya’lamụn57. Dan mereka berkata “Jika kami mengikuti petunjuk bersama kamu, niscaya kami akan diusir dari negeri kami”. Dan apakah Kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah haram tanah suci yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam tumbuh-tumbuhan untuk menjadi rezeki bagimu dari sisi Kami?. Tetapi kebanyakan mereka tidak أَهْلَكْنَا مِن قَرْيَةٍۭ بَطِرَتْ مَعِيشَتَهَا ۖ فَتِلْكَ مَسَٰكِنُهُمْ لَمْ تُسْكَن مِّنۢ بَعْدِهِمْ إِلَّا قَلِيلًا ۖ وَكُنَّا نَحْنُ ٱلْوَٰرِثِينَwa kam ahlaknā ming qaryatim baṭirat ma’īsyatahā, fa tilka masākinuhum lam tuskam mim ba’dihim illā qalīlā, wa kunnā naḥnul-wāriṡīn58. Dan berapa banyaknya penduduk negeri yang telah Kami binasakan, yang sudah bersenang-senang dalam kehidupannya; maka itulah tempat kediaman mereka yang tiada di diami lagi sesudah mereka, kecuali sebahagian kecil. Dan Kami adalah Pewarisnya.وَمَا كَانَ رَبُّكَ مُهْلِكَ ٱلْقُرَىٰ حَتَّىٰ يَبْعَثَ فِىٓ أُمِّهَا رَسُولًا يَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتِنَا ۚ وَمَا كُنَّا مُهْلِكِى ٱلْقُرَىٰٓ إِلَّا وَأَهْلُهَا ظَٰلِمُونَwa mā kāna rabbuka muhlikal-qurā ḥattā yab’aṡa fī ummihā rasụlay yatlụ alaihim āyātinā, wa mā kunnā muhlikil-qurā illā wa ahluhā ẓālimụn59. Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum Dia mengutus di ibukota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah pula Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan أُوتِيتُم مِّن شَىْءٍ فَمَتَٰعُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَزِينَتُهَا ۚ وَمَا عِندَ ٱللَّهِ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰٓ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَwa mā ụtītum min syai`in fa matā’ul-ḥayātid-dun-yā wa zīnatuhā, wa mā indallāhi khairuw wa abqā, a fa lā ta’qilụn60. Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kamu tidak memahaminya?أَفَمَن وَعَدْنَٰهُ وَعْدًا حَسَنًا فَهُوَ لَٰقِيهِ كَمَن مَّتَّعْنَٰهُ مَتَٰعَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ثُمَّ هُوَ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ مِنَ ٱلْمُحْضَرِينَArab-Latin a fa maw wa’adnāhu wa’dan ḥasanan fa huwa lāqīhi kamam matta’nāhu matā’al-ḥayātid-dun-yā ṡumma huwa yaumal-qiyāmati minal-muḥḍarīnArtinya 61. Maka apakah orang yang Kami janjikan kepadanya suatu janji yang baik surga lalu ia memperolehnya, sama dengan orang yang Kami berikan kepadanya kenikmatan hidup duniawi; kemudian dia pada hari kiamat termasuk orang-orang yang diseret ke dalam neraka?وَيَوْمَ يُنَادِيهِمْ فَيَقُولُ أَيْنَ شُرَكَآءِىَ ٱلَّذِينَ كُنتُمْ تَزْعُمُونَwa yauma yunādīhim fa yaqụlu aina syurakā`iyallażīna kuntum taz’umụn62. Dan ingatlah hari di waktu Allah menyeru mereka, seraya berkata “Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kamu katakan?”قَالَ ٱلَّذِينَ حَقَّ عَلَيْهِمُ ٱلْقَوْلُ رَبَّنَا هَٰٓؤُلَآءِ ٱلَّذِينَ أَغْوَيْنَآ أَغْوَيْنَٰهُمْ كَمَا غَوَيْنَا ۖ تَبَرَّأْنَآ إِلَيْكَ ۖ مَا كَانُوٓا۟ إِيَّانَا يَعْبُدُونَqālallażīna ḥaqqa alaihimul-qaulu rabbanā hā`ulā`illażīna agwainā, agwaināhum kamā gawainā, tabarra`nā ilaika mā kānū iyyānā ya’budụn63. Berkatalah orang-orang yang telah tetap hukuman atas mereka; “Ya Tuhan kami, mereka inilah orang-orang yang kami sesatkan itu; kami telah menyesatkan mereka sebagaimana kami sendiri sesat, kami menyatakan berlepas diri dari mereka kepada Engkau, mereka sekali-kali tidak menyembah kami”.وَقِيلَ ٱدْعُوا۟ شُرَكَآءَكُمْ فَدَعَوْهُمْ فَلَمْ يَسْتَجِيبُوا۟ لَهُمْ وَرَأَوُا۟ ٱلْعَذَابَ ۚ لَوْ أَنَّهُمْ كَانُوا۟ يَهْتَدُونَwa qīlad’ụ syurakā`akum fa da’auhum fa lam yastajībụ lahum, wa ra`awul-ażāb, lau annahum kānụ yahtadụn64. Dikatakan kepada mereka “Serulah olehmu sekutu-sekutu kamu”, lalu mereka menyerunya, maka sekutu-sekutu itu tidak memperkenankan seruan mereka, dan mereka melihat azab. Mereka ketika itu berkeinginan kiranya mereka dahulu menerima يُنَادِيهِمْ فَيَقُولُ مَاذَآ أَجَبْتُمُ ٱلْمُرْسَلِينَwa yauma yunādīhim fa yaqụlu māżā ajabtumul-mursalīn65. Dan ingatlah hari di waktu Allah menyeru mereka, seraya berkata “Apakah jawabanmu kepada para rasul?”فَعَمِيَتْ عَلَيْهِمُ ٱلْأَنۢبَآءُ يَوْمَئِذٍ فَهُمْ لَا يَتَسَآءَلُونَfa amiyat alaihimul-ambā`u yauma`iżin fa hum lā yatasā`alụn66. Maka gelaplah bagi mereka segala macam alasan pada hari itu, karena itu mereka tidak saling tanya مَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ صَٰلِحًا فَعَسَىٰٓ أَن يَكُونَ مِنَ ٱلْمُفْلِحِينَfa ammā man tāba wa āmana wa amila ṣāliḥan fa asā ay yakụna minal-mufliḥīn67. Adapun orang yang bertaubat dan beriman, serta mengerjakan amal yang saleh, semoga dia termasuk orang-orang yang يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ وَيَخْتَارُ ۗ مَا كَانَ لَهُمُ ٱلْخِيَرَةُ ۚ سُبْحَٰنَ ٱللَّهِ وَتَعَٰلَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَwa rabbuka yakhluqu mā yasyā`u wa yakhtār, mā kāna lahumul-khiyarah, sub-ḥānallāhi wa ta’ālā ammā yusyrikụn68. Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan dengan Dia.وَرَبُّكَ يَعْلَمُ مَا تُكِنُّ صُدُورُهُمْ وَمَا يُعْلِنُونَwa rabbuka ya’lamu mā tukinnu ṣudụruhum wa mā yu’linụn69. Dan Tuhanmu mengetahui apa yang disembunyikan dalam dada mereka dan apa yang mereka ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ لَهُ ٱلْحَمْدُ فِى ٱلْأُولَىٰ وَٱلْءَاخِرَةِ ۖ وَلَهُ ٱلْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَwa huwallāhu lā ilāha illā huw, lahul-ḥamdu fil-ụlā wal-ākhirati wa lahul-ḥukmu wa ilaihi turja’ụn70. Dan Dialah Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia, bagi-Nya-lah segala puji di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nya-lah segala penentuan dan hanya kepada-Nya-lah kamu أَرَءَيْتُمْ إِن جَعَلَ ٱللَّهُ عَلَيْكُمُ ٱلَّيْلَ سَرْمَدًا إِلَىٰ يَوْمِ ٱلْقِيَٰمَةِ مَنْ إِلَٰهٌ غَيْرُ ٱللَّهِ يَأْتِيكُم بِضِيَآءٍ ۖ أَفَلَا تَسْمَعُونَArab-Latin qul a ra`aitum in ja’alallāhu alaikumul-laila sarmadan ilā yaumil-qiyāmati man ilāhun gairullāhi ya`tīkum biḍiyā`, a fa lā tasma’ụnArtinya 71. Katakanlah “Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka apakah kamu tidak mendengar?”قُلْ أَرَءَيْتُمْ إِن جَعَلَ ٱللَّهُ عَلَيْكُمُ ٱلنَّهَارَ سَرْمَدًا إِلَىٰ يَوْمِ ٱلْقِيَٰمَةِ مَنْ إِلَٰهٌ غَيْرُ ٱللَّهِ يَأْتِيكُم بِلَيْلٍ تَسْكُنُونَ فِيهِ ۖ أَفَلَا تُبْصِرُونَqul a ra`aitum in ja’alallāhu alaikumun-nahāra sarmadan ilā yaumil-qiyāmati man ilāhun gairullāhi ya`tīkum bilailin taskunụna fīh, a fa lā tubṣirụn72. Katakanlah “Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”وَمِن رَّحْمَتِهِۦ جَعَلَ لَكُمُ ٱلَّيْلَ وَٱلنَّهَارَ لِتَسْكُنُوا۟ فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِهِۦ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَwa mir raḥmatihī ja’ala lakumul-laila wan-nahāra litaskunụ fīhi wa litabtagụ min faḍlihī wa la’allakum tasykurụn73. Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya pada siang hari dan agar kamu bersyukur يُنَادِيهِمْ فَيَقُولُ أَيْنَ شُرَكَآءِىَ ٱلَّذِينَ كُنتُمْ تَزْعُمُونَwa yauma yunādīhim fa yaqụlu aina syurakā`iyallażīna kuntum taz’umụn74. Dan ingatlah hari di waktu Allah menyeru mereka, seraya berkata “Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kamu katakan?”وَنَزَعْنَا مِن كُلِّ أُمَّةٍ شَهِيدًا فَقُلْنَا هَاتُوا۟ بُرْهَٰنَكُمْ فَعَلِمُوٓا۟ أَنَّ ٱلْحَقَّ لِلَّهِ وَضَلَّ عَنْهُم مَّا كَانُوا۟ يَفْتَرُونَwa naza’nā ming kulli ummatin syahīdan fa qulnā hātụ burhānakum fa alimū annal-ḥaqqa lillāhi wa ḍalla an-hum mā kānụ yaftarụn75. Dan Kami datangkan dari tiap-tiap umat seorang saksi, lalu Kami berkata “Tunjukkanlah bukti kebenaranmu”, maka tahulah mereka bahwasanya yang hak itu kepunyaan Allah dan lenyaplah dari mereka apa yang dahulunya mereka إِنَّ قَٰرُونَ كَانَ مِن قَوْمِ مُوسَىٰ فَبَغَىٰ عَلَيْهِمْ ۖ وَءَاتَيْنَٰهُ مِنَ ٱلْكُنُوزِ مَآ إِنَّ مَفَاتِحَهُۥ لَتَنُوٓأُ بِٱلْعُصْبَةِ أُو۟لِى ٱلْقُوَّةِ إِذْ قَالَ لَهُۥ قَوْمُهُۥ لَا تَفْرَحْ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْفَرِحِينَinna qārụna kāna ming qaumi mụsā fa bagā alaihim wa ātaināhu minal-kunụzi mā inna mafātiḥahụ latanū`u bil-uṣbati ulil-quwwati iż qāla lahụ qaumuhụ lā tafraḥ innallāha lā yuḥibbul-fariḥīn76. Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. Ingatlah ketika kaumnya berkata kepadanya “Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri”.وَٱبْتَغِ فِيمَآ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلْءَاخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِن كَمَآ أَحْسَنَ ٱللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ ٱلْفَسَادَ فِى ٱلْأَرْضِ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْمُفْسِدِينَwabtagi fīmā ātākallāhud-dāral-ākhirata wa lā tansa naṣībaka minad-dun-yā wa aḥsing kamā aḥsanallāhu ilaika wa lā tabgil-fasāda fil-arḍ, innallāha lā yuḥibbul-mufsidīn77. Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari kenikmatan duniawi dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat إِنَّمَآ أُوتِيتُهُۥ عَلَىٰ عِلْمٍ عِندِىٓ ۚ أَوَلَمْ يَعْلَمْ أَنَّ ٱللَّهَ قَدْ أَهْلَكَ مِن قَبْلِهِۦ مِنَ ٱلْقُرُونِ مَنْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَأَكْثَرُ جَمْعًا ۚ وَلَا يُسْـَٔلُ عَن ذُنُوبِهِمُ ٱلْمُجْرِمُونَqāla innamā ụtītuhụ alā ilmin indī, a wa lam ya’lam annallāha qad ahlaka ming qablihī minal-qurụni man huwa asyaddu min-hu quwwataw wa akṡaru jam’ā, wa lā yus`alu an żunụbihimul-mujrimụn78. Karun berkata “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku”. Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa عَلَىٰ قَوْمِهِۦ فِى زِينَتِهِۦ ۖ قَالَ ٱلَّذِينَ يُرِيدُونَ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا يَٰلَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَآ أُوتِىَ قَٰرُونُ إِنَّهُۥ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍfa kharaja alā qaumihī fī zīnatih, qālallażīna yurīdụnal-ḥayātad-dun-yā yā laita lanā miṡla mā ụtiya qārụnu innahụ lażụ haẓẓin aẓīm79. Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia “Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar”.وَقَالَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ ٱللَّهِ خَيْرٌ لِّمَنْ ءَامَنَ وَعَمِلَ صَٰلِحًا وَلَا يُلَقَّىٰهَآ إِلَّا ٱلصَّٰبِرُونَwa qālallażīna ụtul-ilma wailakum ṡawābullāhi khairul liman āmana wa amila ṣāliḥā, wa lā yulaqqāhā illaṣ-ṣābirụn80. Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu “Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar”.فَخَسَفْنَا بِهِۦ وَبِدَارِهِ ٱلْأَرْضَ فَمَا كَانَ لَهُۥ مِن فِئَةٍ يَنصُرُونَهُۥ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ ٱلْمُنتَصِرِينَArab-Latin fa khasafnā bihī wa bidārihil-arḍ, fa mā kāna lahụ min fi`atiy yanṣurụnahụ min dụnillāhi wa mā kāna minal-muntaṣirīnArtinya 81. Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang yang dapat membela dirinya.وَأَصْبَحَ ٱلَّذِينَ تَمَنَّوْا۟ مَكَانَهُۥ بِٱلْأَمْسِ يَقُولُونَ وَيْكَأَنَّ ٱللَّهَ يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦ وَيَقْدِرُ ۖ لَوْلَآ أَن مَّنَّ ٱللَّهُ عَلَيْنَا لَخَسَفَ بِنَا ۖ وَيْكَأَنَّهُۥ لَا يُفْلِحُ ٱلْكَٰفِرُونَwa aṣbaḥallażīna tamannau makānahụ bil-amsi yaqụlụna waika`annallāha yabsuṭur-rizqa limay yasyā`u min ibādihī wa yaqdir, lau lā am mannallāhu alainā lakhasafa binā, waika`annahụ lā yufliḥul-kāfirụn82. Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Karun itu, berkata “Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambanya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita pula. Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari nikmat Allah”.تِلْكَ ٱلدَّارُ ٱلْءَاخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا ۚ وَٱلْعَٰقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَtilkad-dārul-ākhiratu naj’aluhā lillażīna lā yurīdụna uluwwan fil-arḍi wa lā fasādā, wal-āqibatu lil-muttaqīn83. Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di muka bumi. Dan kesudahan yang baik itu adalah bagi orang-orang yang جَآءَ بِٱلْحَسَنَةِ فَلَهُۥ خَيْرٌ مِّنْهَا ۖ وَمَن جَآءَ بِٱلسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَى ٱلَّذِينَ عَمِلُوا۟ ٱلسَّيِّـَٔاتِ إِلَّا مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَman jā`a bil-ḥasanati fa lahụ khairum min-hā, wa man jā`a bis-sayyi`ati fa lā yujzallażīna amilus-sayyi`āti illā mā kānụ ya’malụn84. Barangsiapa yang datang dengan membawa kebaikan, maka baginya pahala yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa yang datang dengan membawa kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan seimbang dengan apa yang dahulu mereka ٱلَّذِى فَرَضَ عَلَيْكَ ٱلْقُرْءَانَ لَرَآدُّكَ إِلَىٰ مَعَادٍ ۚ قُل رَّبِّىٓ أَعْلَمُ مَن جَآءَ بِٱلْهُدَىٰ وَمَنْ هُوَ فِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍinnallażī faraḍa alaikal-qur`āna larādduka ilā ma’ād, qul rabbī a’lamu man jā`a bil-hudā wa man huwa fī ḍalālim mubīn85. Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu melaksanakan hukum-hukum Al Quran, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali. Katakanlah “Tuhanku mengetahui orang yang membawa petunjuk dan orang yang dalam kesesatan yang nyata”.وَمَا كُنتَ تَرْجُوٓا۟ أَن يُلْقَىٰٓ إِلَيْكَ ٱلْكِتَٰبُ إِلَّا رَحْمَةً مِّن رَّبِّكَ ۖ فَلَا تَكُونَنَّ ظَهِيرًا لِّلْكَٰفِرِينَwa mā kunta tarjū ay yulqā ilaikal-kitābu illā raḥmatam mir rabbika fa lā takụnanna ẓahīral lil-kāfirīn86. Dan kamu tidak pernah mengharap agar Al Quran diturunkan kepadamu, tetapi ia diturunkan karena suatu rahmat yang besar dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu menjadi penolong bagi orang-orang يَصُدُّنَّكَ عَنْ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ بَعْدَ إِذْ أُنزِلَتْ إِلَيْكَ ۖ وَٱدْعُ إِلَىٰ رَبِّكَ ۖ وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَwa lā yaṣuddunnaka an āyātillāhi ba’da iż unzilat ilaika wad’u ilā rabbika wa lā takụnanna minal-musyrikīn87. Dan janganlah sekali-kali mereka dapat menghalangimu dari menyampaikan ayat-ayat Allah, sesudah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu, dan serulah mereka kepada jalan Tuhanmu, dan janganlah sekali-sekali kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan تَدْعُ مَعَ ٱللَّهِ إِلَٰهًا ءَاخَرَ ۘ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ كُلُّ شَىْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُۥ ۚ لَهُ ٱلْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَwa lā tad’u ma’allāhi ilāhan ākhar, lā ilāha illā huw, kullu syai`in hālikun illā waj-hah, lahul-ḥukmu wa ilaihi turja’ụn88. Janganlah kamu sembah di samping menyembah Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya-lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nya-lah kamu ke-28 al-Qashash, artinya Kisah, lengkap ayat 1-88. Berisikan tentang penyebutan standar hakiki sebuah kekuatan, dengan menampakkan kekuasaan Allah dan sunah-Nya untuk menolong orang-orang yang tertindas dan menghancurkan orang-orang yang sombong.
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID uASf4LS13qP4QWooSz75lZd2zOwAxj4BGAzshnJTdfrw6CK-yxAL9g==
وَأَوْحَيْنَآ إِلَىٰٓ أُمِّ مُوسَىٰٓ أَنْ أَرْضِعِيهِ ۖ فَإِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَأَلْقِيهِ فِى ٱلْيَمِّ وَلَا تَخَافِى وَلَا تَحْزَنِىٓ ۖ إِنَّا رَآدُّوهُ إِلَيْكِ وَجَاعِلُوهُ مِنَ ٱلْمُرْسَلِينَ Arab-Latin Wa auḥainā ilā ummi mụsā an arḍi'īh, fa iżā khifti 'alaihi fa alqīhi fil-yammi wa lā takhāfī wa lā taḥzanī, innā rāddụhu ilaiki wa jā'ilụhu minal-mursalīnArtinya Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; "Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai Nil. Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah pula bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang dari para rasul. Al-Qashash 6 ✵ Al-Qashash 8 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangPelajaran Berharga Terkait Surat Al-Qashash Ayat 7 Paragraf di atas merupakan Surat Al-Qashash Ayat 7 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan pelajaran berharga dari ayat ini. Didapati kumpulan penjabaran dari berbagai ahli ilmu terhadap isi surat Al-Qashash ayat 7, di antaranya sebagaimana berikut📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia7-8. Dan Kami ilhamkan kepada ibunya Musa ketika melahirkannya dan mengkhawatirkannya dari disembelih oleh Fir’aun sebagaimana ia telah menyembelihi anak-anak Bani Israil, “Susuilah dia dengan hati tenang. Lalu bila kamu khawatir berita si anak akan diketahui, maka letakkanlah dia di dalam kotak dan hanyutkanlah dia ke sungai Nil, tanpa rasa khawatir terhadap Fir’aun dan kaumnya untuk membunuhnya, dan tanpa ada rasa kesedihan atas kepergiannya. Sesungguhnya Kami akan mengembalikan putramu kepadamu dan mengutusnya sebagai seorang rasul.” Maka sang ibu meletakkan putranya di dalam suatu kotak dan menghanyutkannya ke sungai Nil. Kemudian orang-orang Fir’aun menemukan dan mengambilnya. Maka itulah kesudahan kejadian tersebut, itulah yang Allah takdirkan untuk menjadikan Musa sebagai musuh bagi mereka dengan menyelisihi agama mereka dan membuat mereka terperosok kepada kesedihan dengan menenggelamkan mereka dan melenyapan kerajaannya ditangn Musa. Sesungguhnya Fir’aun dan Haman dan para pendukung mereka adalah orang-orang yang berdosa lagi menyekutukan Allah.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram7. Dan Kami ilhamkan kepada ibunya Musa -'alaihissalām-, susuilah dia hingga apabila engkau merasa khawatir terhadap keselamatannya dari Fir'aun dan kaumnya yang hendak membunuhnya, letakkanlah dia di dalam sebuah peti lalu lemparkan ke laut, dan janganlah engkau khawatir akan tenggelam atau khawatir dari Fir'aun dan janganlah pula engkau sedih karena berpisah dengannya, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu dalam keadaan hidup dan menjadikannya sebagai salah seorang Rasul yang diutus Allah kepada para makhluk-Nya.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah7. Anak yang menjadi sebab terealisasinya kehendak Allah bagi Bani Israil telah dilahirkan, dan ibunya khawatir terhadapnya dari kezaliman tentara Fir’aun sehingga dia merasa bingung. Maka Allah memberi ilham kepadanya berupa keyakinan dalam hatinya, kemudian dia menyusui anak itu agar badannya kuat dan menyembunyikannya dari pandangan orang lain. Dan ketika ibunya merasakan bahaya mengancam anaknya, Allah mewahyukan agar dia menyiapkan keranjang bagi anaknya dan membiarkannya terbawa arus sungai nil, dan hendaklah dia tidak mengkhawatirkannya dan bersedih hati atas perpisahan dengannya; Allah menjamin akan menjaga dan mengembalikannya kepada ibunya, dan Allah akan menjadikannya seorang dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah7. وَأَوْحَيْنَآ إِلَىٰٓ أُمِّ مُوسَىٰٓ أَنْ أَرْضِعِيهِ ۖ Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; “Susuilah dia Yakni Kami ilhamkan dan bisikkan ke dalam hatinya; hal ini berbeda dengan wahyu yang diberikan kepada para Rasul. فَإِذَا خِفْتِ عَلَيْهِdan apabila kamu khawatir terhadapnya Yakni terhadap Fir’aun dengan sampainya kabar kelahiran Musa kepada Fir’aun. فَأَلْقِيهِ فِى الْيَمِّmaka jatuhkanlah dia ke sungai Yakni sungai Nil. Kisah bagaimana ia menghanyutkan Musa ke sungai telah disebutkan pada surat Taha ayat 39. وَلَا تَخَافِى وَلَا تَحْزَنِىٓ ۖ Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah pula bersedih hati Yakni janganlah khawatir ia akan tenggelam atau hilang, dan janganlah bersedih hati karena berpisah darinya. إِنَّا رَآدُّوهُ إِلَيْكِkarena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu Mengembalikannya kepadamu dalam waktu dekat dengan cara yang dapat menyelamatkannya. وَجَاعِلُوهُ مِنَ الْمُرْسَلِينَdan menjadikannya salah seorang dari para rasul Yakni para Rasul yang Kami utus kepada para hamba.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah7. Kami ilhamkan kepada ibu Musa; "Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya dari ancaman Fir’aun. Maka jatuhkanlah dia ke sungai Nil, janganlah kamu khawatir bahwa dia akan terbunuh dan janganlah pula bersedih hati atas perpisahan dengannya. Karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan Kami akan menjadikannya salah seorang nabi dan rasul. Ayat ini mengandung dua perintah dan dua larangan, dan dua kabar gembira dalam kalimat ijaz yang menunjukkan nilai balaghah, fasahah, dan mukjizat Alquran📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah{Kami mengilhamkan} memberi ilham {kepada ibu Musa,“Susuilah dia. Jika kamu khawatir atas dirinya, makahanyutkanlah dia ke sungai} sungai Nil {Janganlah takut dan janganlah bersedih. Sesungguhnya Kami pasti mengembalikannya kepadamu dan menjadikannya sebagai salah seorang rasul”Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H7. Permulaannya adalah tatkala Allah memunculkan RasulNya, Musa yang Dia jadikan sebagai penyelamat Bangsa Israil melalui tangan dan sebabnya. Dan pada waktu rasa takut yang sangat mendalam itu menyelimuti mereka di mana Fir’aun bersama para pengikutnya menyembelih anak-anak laki-laki mereka, maka Allah mengilhami ibunda Musa agar menyusuinya dan membiarkan Musa tinggal bersama dirinya, “dan apabila kamu khawatir terhadapnya,” karena kamu merasa seseorang yang kamu takuti akan mengambil Musa untuk diserahkan kepada mereka, “maka jatuhkanlah dia ke sungai.” Yaitu sungai Nil di MEsir, dimuat di dalam peti yang tertutup, “dan janganlah kamu khawatir dan jangan pula bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang dari para rasul.” Allah menggembirakannya bahwa Dia akan mengembalikan Musa ke pangkuannya, dan bahwa Musa akan tumbuh besar dan selamat dari tipu daya mereka dan Dia akan menjadikannya sebagai Rasul. Ini merupakan kabar gembira yang sangat luar biasa. Pengajuan berita gembira ini kepada ibunda Musa ialah agar hatinya merasa tenang dan rasa kekhawatirannya reda.📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-SyawiSurat Al-Qashash ayat 7 Kemudian Allah mewahyukan kepada ibu Musa wahyu berupa ilham agar menyusui Musa, ketika ia takut kepada fir’aun dan bala tentaranya, maka Allah ilhamkan agar menghanyutkan Musa ke dalam sungai setelah ditempatkan di dalam kotak kayu, dan Allah ilhamkan ibunya agar supaya tidak perlu khawatir atas Musa dan agar tidak pula bersedih, karena Musa dalam pertolongan Allah dalam penjagaannya. Allah akan selalu menjaganya dan akan mengembalikan kepada ibunya serta menjadikan Musa termasuk utusan-utusan Allah.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, tenggelam. Karena berpisah dengannya. Ini adalah berita gembira yang sangat agung. Allah mendahulukan berita ini kepada ibu Nabi Musa agar hatinya tenteram dan hilang rasa kekhawatirannya, maka ia melakukan yang diperintahkan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Qashash Ayat 7Kehancuran kerajaan fir'aun terjadi melalui seorang laki-laki yang telah dipersiapkan, yaitu nabi musa dan langkahnya bermula dari kami ilhamkan berupa bisikan di dalam hati kepada ibunya musa yang anaknya akan berperan dalam kehancuran fir'aun dan kekuasaannya, bahwa, "susuilah dia yakni musa, anakmu itu dengan tenang. Dan apabila engkau khawatir terhadapnya misalnya khawatir ada yang melihatmu menyusui anak lelaki atau khawatir jangan sampai anakmu dibunuh atas perintah fir'aun sebagaimana anak-anak lelaki lainnya, maka hanyutkanlah dia ke sungal nil setelah engkau letakkan dia di sebuah tempat yang dapat mengapung. Dan janganlah engkau takut dia akan tenggelam atau mati kelaparan atau akan terganggu oleh apa pun dan jangan pula bersedih hati karena kepergiannya, sesungguhnya kami akan mengembalikannya kepadamu dalam keadaan sengat bugar; dan setelah dewasa kami akan menjadikannya salah seorang dari kelompok para rasul yang diutus kepada bani israil. '8. Berdasarkan wahyu yang berupa ilham tersebut maka ibu musa menghanyutkannya di sungai dan setelah mengapung beberapa saat dia dipungut oleh keluarga fir'aun agar pada akhirnya kelak dia yakni musa yang dipungut itu menjadi musuh karena menantang ajaran fir'aun, dan menjadi sumber dan penyebab kesedihan bagi mereka yakni fir'aun dan rezimnya, karena dialah akan menghancurkan mereka. Sungguh, fir'aun dan haman bersama bala tentaranya dan pendukung-pendukungnya adalah orang-orang bersalah dan berdosa karena berencana melakukan itu dengan sengaja dan disertai kebulatan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikianlah pelbagai penafsiran dari kalangan ahli tafsir mengenai kandungan dan arti surat Al-Qashash ayat 7 arab-latin dan artinya, moga-moga menambah kebaikan bagi kita semua. Support perjuangan kami dengan mencantumkan backlink menuju halaman ini atau menuju halaman depan Konten Paling Banyak Dikunjungi Baca berbagai topik yang paling banyak dikunjungi, seperti surat/ayat Al-Jumu’ah 9, Ali Imran 134, Al-Isra 23-24, Al-Baqarah 186, Al-Baqarah 2, Az-Zariyat 56. Ada juga Al-Ahzab 21, Ar-Ra’d, Al-Isra 1, Ali Imran 133, Al-Infithar, Al-Baqarah 30. Al-Jumu’ah 9Ali Imran 134Al-Isra 23-24Al-Baqarah 186Al-Baqarah 2Az-Zariyat 56Al-Ahzab 21Ar-Ra’dAl-Isra 1Ali Imran 133Al-InfitharAl-Baqarah 30 Pencarian kaf ha ya ain shod surat apa, az zariyat 56, surah ke 9, kandungan surat al furqan ayat 63, asmaul husna arab dan artinya Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
surat al qashash ayat 77 latin dan artinya